Usia 20 Tahunan adalah usia transisi paling penting dalam hidup kita.
Perpindahan gejolak dari era sekolahan ke era karir, menuntut kita
untuk cepat beradaptasi dengan perubahan yang ada. Keputusan yang kita
ambil saat ini – diusia 20 tahunan – tidak hanya berpengaruh untuk
jangka panjang saja, tapi juga untuk masa depan kita jauh kedepan.
Bagi sebagian besar orang, meniti karir sebagai pekerja profesional
hingga ke puncak tangga prestasi merupakan sebuah impian yang layak
dirawat dengan penuh kesetiaan. Sebab disana terbentang sebuah janji
kemakmuran finansial yang layak dikejar. Sebab disana terbentang pula
sebuah impian kehidupan yang mapan dan kesejahtraan hidup.
Usia 20-an merupakan usia seseorang mencapai masa kematangan.
Usia yang di dalamnya seseorang berpikir lebih bijak dan dewasa. Usia
yang tidak boleh di sia-siakan sebab banyak hal yang bisa terjadi di
usia ini. Usia yang menurut saya pribadi menentukan masa depan
seseorang.
Berikut ini beberapa hal yang kerap dialami dan terjadi pada usia 20-an:
1. Wisuda
Usia 20-an merupakan usia seseorang mencapai masa kematangan.
Usia yang di dalamnya seseorang berpikir lebih bijak dan dewasa. Usia
yang tidak boleh di sia-siakan sebab banyak hal yang bisa terjadi di
usia ini. Usia yang menurut saya pribadi menentukan masa depan
seseorang.
2. Bekerja atau Berkarir
Usia 20-an merupakan awal dari usia produktif. Banyak yang memilih
bekerja selepas menyelesaikan pendidikan diploma atau sarjana. Malah,
banyak yang memilih bekerja selepas SMA. Di usia ini, seseorang biasanya
mulai meniti karir, entah bekerja di instansi swasta, pemerintah,
pekerja lepas. Atau banyak juga yang mulai merintis bisnis dan usaha
sendiri.
3. Berumah Tangga
Rata-rata usia pernikahan wanita di Indonesia adalah 19,5 tahun untuk
perempuan dan 25,2 tahun untuk laki-laki (Federasi kependudukan
Internasional). Menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) jika ditinjau dari segi kesehatan reproduksi, wanita menjadi
seorang ibu lebih baik pada usia mulai 20 tahun. Dan di sekitar kita,
entah itu teman, sahabat, saudara, menikah di usia 20-an. Menikah,
hamil, dan memiliki anak rata-rata di usia ini. Selain itu, banyak di
antara kita yang bercita-cita berkeluarga di usia ini. Tampaknya, usia
ideal untuk menikah memang di usia ini. Namun jodoh, tetaplah di tangan
Tuhan. Bagi yang belum, tetap bersabar menanti yang terbaik yah.
4. Mandiri
Di usia 20-an ini, seseorang akan lebih mandiri. Banyak hal yang kita
lakukan tidak lagi merepotkan orang tua dan keluarga. Mungkin
kemandirian ini juga karena lebih mandirinya kita akan financial dan
lebih dewasa dalam berpikir dan rasa tanggung jawab sehingga berusaha
untuk tidak merepotkan orang-orang di sekitar. Bagi yang telah menikah,
kemandirian itu timbul karena adanya keluarga baru.
5. Menentukan Keputusan
Banyak hal penting yang seseorang putuskan seseorang di usia 20. Dalam
hal karir, pendidikan, dan keputusan untuk berkeluarga. Orang tua
cenderung membebaskan anaknya memilih keputusan penting untuk hidupnya
dalam usia ini meski tetap akan ada pertimbangan-pertimbangan dari orang
tua dan keluarga terdekat. Plihan-pilihan yang diambil di usia ini jua
banyak menentukan masa depan.
Apakah anda ingin membuat usia 20 tahunan anda menjadi usia monumental
untuk membuat sebuah perubahan dalam hidup anda? Ataukah anda ingin
bersenang senang dan membiarkannya berlalu begitu saja? Apapun
pilihannya, semua tergantung anda.
Berikut ini hal-hal yang seharusnya tidak anda lakukan ketika berusia 20 Tahunan.
1. Bekerja Hanya untuk Uang, Bukan Membangun Impian
Jangan pernah mencari kenyamanan anda ketika masih muda. Masa muda
harusnya anda gunakan untuk mencari tantangan sebanyak mungkin,
membangun road map menuju cita cita yang anda impikan.Terkadang pekerjaan dengan tawaran gaji yang cukup besar menghampiri,
tapi permasalahannya adalah apakah anda benar benar menikmati pekerjaan
yang akan anda geluti itu?
Sebagai contoh jika anda seorang sarjana seni, apakah anda akan
menerima pekerjaan sebagai seorang akuntan dengan gaji yang besar?
Padahal jelas-jelas bahwa dunia akuntansi bukanlah dunia anda.
Ok, mungkin di hari ini pekerjaan sebagai seorang seniman masih tidak
menghasilkan apa-apa, dan pekerjaan sebagai akuntan dapat langsung
mendatangkan pendapatan bulanan, tapi apakah anda yang seorang seniman
mampu membohongi diri selamanya dengan bekerja sebagai seorang akuntan?
Jika John Lennon memutuskan untuk bekerja di pabrik daripada
terus-menerus bermain musik tanpa di bayar di awal karirnya, akankah The
Beatles ada saat ini?
Kembali lagi, semua ini masalah proses. Nikmatilah prosesnya.
2. Tergesa-Gesa Dalam Jatuh Cinta
Mungkin bagi anda yang baru saja lulus dari dunia kampus, pasti mulai
berinisiatif bahwa inilah saatnya mencari tambatan hati yang tepat
untuk menjalin rumah tangga bersama. Toh orang tua anda pun juga
mendukung langkah anda ini. Apalagi jika undangan sweet seven teen telah
lama berganti menjadi undangan pernikahan dari beberapa kolega dekat
kita.
Permasalahannya apakah anda akan langsung mengumbar cinta anda begitu bebas dari dunia perkuliahan dan mulai meniti jenjang karir? Alih-alih fokus mengejar tambatan hati yang tepat, lebih baik kita fokus untuk memperbaiki kualitas diri.
Percayalah, lelaki yang baik akan selalu diperuntukkan untuk wanita yang baik pula.
3. Tetap Kekanak-Kanakan
Diusia peralihan awal 20 tahunan, sering kali kita masih terlihat
“kekanakan” dihadapan rekan kerja kita yang lebih tua. Kita masih sering
becanda tidak pada tepatnya hingga masih mengedepankan ego daripada
professionalitas.
Being child like is good, seperti halnya anak kecil yang selalu ingin belajar banyak hal dan kreatif. But being childish? NO! Bukan sebuah kebanggan lagi di usia anda jika apa-apa masih minta sama orang tua.
Real man use three pedals??? NO!Real man pakai mobil yang dia beli dengan keringatnya sendiri.
Kita tahu bahwa di usia 20 tahunan adalah usia dimana kita sedang semangat-semangatnya mengejar karir kita. Tapi ingat, jangan pernah lupakan bahwa dibalik kesuksesan anda selalu ada keluarga yang mendukung. Jangan pernah menomor duakan mereka. Anggaplah kehidupan keluarga anda saat inilah adalah sebagai ajang latihan sebelum anda membangun rumah tangga anda dikemudian hari.
Satu lagi yang ingin saya share di poin ini. Anda tahu apa beda The Boy dengan The Man ?
“The Boy comes home cause he need his mommy for giving him some money. The Man comes home cause he knew that he cares of his mommy.”
5. Tetap di Pekerjaan yang Tidak Mengajarkanmu Apa-apa
Pernah membaca cerita tentang "Persahabatan antara Ayam dan Elang" Pekerjaan yang terasa nyaman dan tanpa tuntutan tidak akan membuat
anda belajar apa-apa. Menjebak anda dalam sebuah kenyamanan semu yang
sepertinya enak, padahal lambat laun kreativitas anda akan tergerus
karena tidak terbiasa dengan berbagai macam tantangan yang baru. Hal ini
mungkin akan membuat senang anda di hari ini, tapi di kemudian hari
ketika kreativitas anda sudah tidak terlatih lagi? Tidak ada salahnya
pergi mencari pekerjaan baru yang akan mengajarkan anda banyak hal.
Sebelum keadaan membuat anda terlalu nyaman tanpa belajar apa-apa.
Anda boleh meyadari tren apa saja yang berkembang hari ini, tapi
jangan pernah terlalu fokus untuk mengikuti suatu tren tersendiri. Jika
anda anda menghabiskan sebagian besar waktu anda hanya untuk mengikuti
tren tertentu saja, kapan anda akan fokus untuk menciptakan tren anda
sendiri?
Ingat! Mereka yang sukseslah yang menciptakan tren itu, bukan para pengikutnya.7. Selesai Belajar
Kita tahu, kita sudah muak dengan program 12 tahun wajib belajar + 4
tahun kuliah (itupun kalau tidak ngaret). Sudah saatnya kita menutup
buku pelajaran dan fokus bekerja untuk mencari uang. Tapi apakah itu
benar?
Mereka yang sukses tidak pernah berhenti belajar dan belajar tidak
harus di bangku kelas. Dunia ini penuh permasalahan yang sangat menarik
untuk dipelajari jika kita mampu memahaminya.
Ingat, wajib belajar bukan hanya 12 tahun + 4 tahun kuliah. Wajib belajar adalah kemauan untuk menuntut ilmu dimanapun tempatnya kapanpun waktunya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar