slide

Rabu, 18 Mei 2016

ISI KANCUNGAN AL-QORIAH


Makna dan Kandungan Surah Al-Qariah - Surah Al-Qariah adalah surah ke-101 dalam Al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 11 ayat, termasuk golongan surah-surah Makkiyyah, diturunkan sesudah surah Quraisy. Nama Al-Qari'ah diambil dari kata Al-Qari'ah yang terdapat pada ayat pertama, artinya mengebrak atau menguncang, kemudian kata ini dipakai untuk nama hari kiamat.
Pokok isi surah ini adalah kejadian-kejadian pada hari kiamat, yaitu manusia bertebaran, gunung berhamburan, amal perbuatan manusia ditimbang dan ancaman Neraka Hawiyah.
Adapun Bacaan Surah Al-Qariah Arab Beserta Arti dan Terjemahannya Sebagai Berikut :
القارعة ( ) ماالقارعة ( ) وماادراىك ماالقارعة ( ) يوم يكون الناس كالفراش المبثوث ( ) وتكون الجبال كالعهن المنفوش ( ) فاما من ثقلت موا زينه ( ) فهوفي عيشة راضية ( ) واما من خفت موا زينه ( ) فامه هاوية ( ) وما ادرا ىك ما هية ( ) نار حامية ( )
Artinya :
"Hari Kiamat, (1) apakah hari Kiamat itu? (2) Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu? (3) Pada hari itu manusia seperti kupu-kupu yang bertebaran, (4) dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan. (5) Dan adapun orang-orang yang berat timbangan [kebaikan]nya, (6) maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. (7) Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan [kebaikan]nya, (8) maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. (9) Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (10) [Yaitu] api yang sangat panas. (11)"

Makna dan Kandungan Surah Al-Qariah :
1.      Hari Kiamat disebut Al Qaari’ah karena kedahsyatannya begitu keras mengetuk hati.
2.      Kalimat ini untuk membesarkan perkaranya, demikian pula kalimat setelahnya.
3.      Karena dahsyatnya peristiwa pada hari itu.
4.      Karena kebingungan, sampai mereka dipanggil untuk dihisab.
5.      Yang sebelumnya kokoh dan kuat menjadi sangat lemah sekali.
6.      Sehingga menjadi debu dan rata dengan tanah.
7.      Selesai penghisaban, lalu disiapkanlah timbangan yang memiliki dua daun timbangan. Ketika proses penimbangan dilakukan, maka manusia terbagi menjadi dua golongan; orang yang berbahagia dan orang yang celaka. Orang yang berbahagia adalah orang yang berat timbangan kembaikannya, sedangkan orang yang celaka adalah orang yang ringan timbangan kebaikannya.
8.      Hawiyah adalah salah satu nama neraka, dimana orang-orang yang ringan timbangan kebaikannya akan tinggal di sana. Ada pula yang berpendapat, bahwa maksudnya dia akan dilempar ke neraka secara jungkir balik (dengan kepala di bawah).
9.      Kalimat ini untuk memperbesar perkaranya.
10.  Panasnya diberi kekuatan 69 kali api dunia.

KANDUNGAN SURAT AL-IKHLAS

Isi Kandungan Surat Al-Ikhlas

Surat Al-Ikhlas adalah surat ke 112 yang terdiri dari 4 ayat dan di turunkan di kota Mekah, sehingga surat ini disebut juga surat Makkiyah. Surat ini diturunkan sesudah sesudah surat An Naas. Dinamakan Al Ikhlas karena surat ini sepenuhnya menegaskan kemurnian keesaan Allah s.w.t.


Surat al ikhlas menjadi pusat dalam ajaran substantif Islam yang mengajarkan tentang keesaan Tuhan. Dalam kajian akademis, surat al ikhlas memiliki arti dan makna bahwa ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhammad adalah monoteistik (Tuhan esa), bukan politeistik (banyak Tuhan).

Bacaan Surat Al-Ikhlas:

قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ 
 ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ 
 لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ  
 وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌۢ 

Artinya:

1. Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.”



Pokok-pokok isinya:


Penegasan tentang kemurnian keesaan Allah s.w.t. dan menolak segala macam kemusyrikan dan menerangkan bahwa tidak ada sesuatu yang menyamai-Nya.

Keutamaan:

Terdapat banyak hadist yang menyebut keutamaan surat ini, bahwa membacanya sama seperti pahala membaca sepertiga isi al-Qur’an karena setiap apa yang dikandung dalamnya merupakan penjelasan isi surat al-Ikhlas. Sebab lain karena mengandung tiga dasar-dasar umum syariat; yakni tauhid, ketetapan larangan-larangan (hudud) dan hukum-hukum, serta penjelasan hal amal perbuatan yang menjamin kemurnian tauhid. Hadist riwayat Bukhori, Abu Daud dan Nasa’i berasal dari Abu Said al-Khudhri mengatakan, bahwa ada seseorang mendengar orang lain membaca Qul huwa Allahu ahad berulang kali, lalu ketika datang waktu pagi orang itu datang menceritakannya kepada Nabi SAW. seakan meremehkan bacaan itu, maka bersabda Nabi SAW.: ”Demi Allah, yang jiwaku berada dalam kuasaNya. Sesungguhnya bacaan surat al-Ikhlas itu sama dengan sepertiga isi Al-Qur’an”.

Hadist lain diriwayatkan Imam Bukhori dari Abu Said RA berkata, bahwa Rasul SAW bertanya kepada para Sahabat: ”Tidak mampukah kalian membaca isi Al-Qur’an dalam semalam?” lalu sahabat merasa keberatan dengan mengatakan siapa yang mampu melakukannya ya Rasulullah, maka Nabi menunjukkan bahwa Allahu Al-wahid Ash-shomad merupakan sepertiga al-Qur’an.

Imam Muslim dan Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Hurairah RA berkata, bahwa Rasul SAW bersabda: ”Berkumpullah, karena aku akan membacakan kepada kalian sepertiga Al-Qur’an” maka berkumpul sebagian sahabat yang mau, kemudian beliau hadir dan membacakan Qul huwa Allahu ahad lalu masuk lagi yang menyebabkan para sahabat saling bertanya sendiri. Maka Rasulullah SAW berkata: ”Apa yang aku bacakan kepada kalian itu merupakan sepertiga al-Qur’an, dan aku memahami kebenaran berita ini berasal dari wahyu”. Lalu Nabi SAW keluar dan mengatakannya lagi: ”Aku akan membaca untuk kalian sepertiga al-Qur’an, ketahuilah bahwa surat al-Ikhlas mengimbangi kandungan sepertiganya”.