Posted by Ranti Alfiani
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Individu adalah
makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengn lingkungannya. Satu individu
dengan individu lainnya atau kelompok lainnya selalu berhubungan erat dan
saling membutuhkan satu sama lain. Dengan bersosialisasi individu dapat
mengerti, memahami dan mempelajari tingkag laku, kebiasaan, keterampilan dan
sebagainya. Lewat sosialisasi warga masyarakat akan saling mengetahui peranan
masing – masing dalam masyarakat, dan karenanya dapat berperilaku sesuai dengan
peranan sosial masing – masing yang diharapkan oleh norma – norma sosial yang
ada, selanjutnya mereka akan menyesuaikan saat melakukan interaksi.
Pendidikan
merupakan suatu lembaga dimana proses sosialisasi terhadap peserta didik itu
terbentuk. Pendidikan berkenaan dengan perkembangan dan perubahan kelakuan
serta moral peserta didik. Usia anak didik merupakan usia terpenting dalam
sosialisasi. Dan pada umumnya anak didik mempunyai interaksi yang rendah saat
pertama atau awal masuk sekolah atau kampus. Mereka yang mempunyai latar
belakang yang berbeda – beda harus melakukan sosialisasi yang sangat penting
dilakukan untuk tahap selanjutnya dalam proses penerimaan pembelajaran bahkan
pada proses tahapan sosialisasi. Dengan adanya sekolah yang merupakan lembaga
formal yang terbentuk dari masyarakat modern, dapat diharapkan dapat
meningkatkan kepribadian anak didik melalui peningkatan intensitas dan kualitas
budi pekerti.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan sosialisasi anak didik ?
2.
Bagaimana sosialisasi anak didik ?
3.
Apa yang mempengaruhi sosialisasi anak didik?
4.
Apa saja media yang dapat digunakan untuk
sosialisasi ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Urgensi
Sosialisasi
Kimball Young Ary
H. Gunawan (2000) mengatakan bahwa sosialisasi merupakan hubungan interaktif
dimana seseorang dapat mempelajari kebutuhan social dan cultural yang
menjadikan sebagai anggota masyarakat. Hal ini tampak bahwa sosialisasi
merupakan suatu proses belajar kepada seseorang agar dapat mengetahui segenap
sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat, agar nanti dapat hidup dimasyarakat
dengan layak. Karena itu, sosialisasi merupakan proses belajar bagi seseorang.[1]
Thomas Ford Hoult
(1991) mengatakan bahwa sosialisasi merupakan proses belajar individu untuk
bertingkah laku sesuai dengan standar dalam kebudayaan suatu masyarakat.
1.
Proses sosialisasi merupakan proses
belajar yakni suatu proses akomodasi dimana individu menahan, mengubah
impuls-impuls dalam dirinya dan mengambil cara hidup atau kebudayaan masyarakatnya.
2.
Dalam proses sosialisasi, individu
mempelajari kebiasaan, sikap idea-idea, pola-pola nilai dan tingkah laku, dalam
masyarakat dimana dia hidup.
3.
Semua sifat dan kecakapan yang dipelajari
dalam proses sosialisasi itu disusun dan dikembangkannya sebagai suatu kesatuan
system dalam diri pribadi.
S.
Nasution (2009) menuturkan bahwa
sosialisai merupakan proses bimbingan individu kedalam dunia sosial.
Sosialisasi dilakukan dengan mendidik
individu tentang kebudayaan yang harus dimiliki dan diikutinya, agar iya
menjadi anggota yang baik dalam masyarakat dan dalam berbagai kelompok khusus,
sosialisasi dapat dianggap sama dengan
pendidikan.[3]
Setiap
orang akan memperoleh proses belajar
tentang kemasyarakatan yang didalamnya terdapat beragam aturan, norma dan
tradisi. Proses ini bertujuan agar seseorang dapat menjalani hidup ditengah
masyarakat secara layak. Hal ini menunjukkan bahwa sosialisasi dapat diartikan
sebagai suatu proses belajar atau pembelajaran bagi setiap orang tentang segala
sesuatu didalam masyarakat agar nanti dapat hidup dengan layak ditengah
masyarakat.
Untuk
mencapai semua itu, individu perlu memperoleh bimbingan dari pelaku sosialisasi:
orang tua, pendidik atau guru,
dan masyaraat. Dengan sosialisasi dengan baik, individu diharapkan dapat
beradaptasi dengan orang lain dimana individu itu berada.
Segala
sesuatu yang dipelajari individu harus dipelajari dari anggota masyarakat lain.
Secara tidak sadar apa yang diajarkan orang tua, saudara-saudara, anggota
keluarga dan sekolah kebanyakan oleh gurunya. Secara tidak sadar individu
belajar dengan mendapatkan informasi secara insendental dalam berbagai situasi sambil mengamati
kelakuan orang lain, seperti membaca buku, menonton tv, mendengarkan percakapan
orang, menyerap kebiasaan-kebiasan dalam lingkungannya.
Sosialisasi
terjadi melalui kondisi lingkungan yang menyebabkan individu mempelajari pola
kebudayaan fundamental. Pola kebudayaan fundamental (fundamental culture),
seperti berbahasa, cara berjalan, duduk makan, apa yang dimakan, berkelakuan
sopan, mengembangkat sikap yang dianut dalam masyarakat seperti sikap terhadap
agama, seks, orang yang lebih tau, pekerjaan, rekreasi, dan segala sesuatu yang
perlu bagi warga masyarakat yang baik.
Sosialisasi
identik dengan makna penyesuaikan diri (adjustment). Konsep penyesuaian
diri berasal dari biologis, dan
merupakan konsep dasar dalam Teori Evolusi Darwin. Dalam biologis istilah yang
digunakan adalah adaptasi. Menurut teori tersebut hanya organisme yang paling berhasil
menyesuaikan diri terhadap lingkungan fisiknya sajalah yang dapat bertahan
hidup. Manusia dalam hidup dimasyarakat, tingkah lakunya tidak saja merupakan
penyesuaian diri terhadap tuntutan fisik lingkungannya, melainkan juga
penyesuaian diri terhadap tuntutan dan tekanan sosial orang lain. Tuntutan
dapat diklasifikasikan menjadi tuntutan internal dan eksternal, Tuntutan
internal adalah tuntutan yang berupa dorongan atau kebutuhan yang timbul dari
dalam, baik yang bersifat fisik maupun sosial. Misalnya kebutuhan akan makan,
minum, seks, penghargaan, sosial, persahabatan, kecintaan, dan sebagainya.
·
Adanya sejumlah tuntutan yang menimbulkan
tiga pola konflik yang lazim terjadi:
1. Konflik
antara tuntutan internal yang satu dengan tuntutan eksternal yang lain.
2. Konflik
antara tuntutan eksternal yang satu dengan tuntutan eksternal lain.
3. Konflik
antara tuntutan internal dengan tuntutan eksternal.
·
Proses penyesuaian diri dapat dipandang
dari dua perspektif. Pertama, kualitas atau afisiensinya. Kedua, proses
berlangsungnya.Proses penyesuaian diri
ada empat kriteria yang dapat digunakan
1. Kepuasan
psikis: penyesuaian diri yang berhasil akan menimbulkan rasa tidak puas yang
menjelma dalam bentuk perasaan kecewa,
gelisa, lesu, depresi dan lainnya
2. Efisiensi
kerja: penyesuaian diri yang berhasil akan menampak dalam kerja atau kegiatan
yang efisien, sedangkan yang gagal menampak dalam kerja atau kegiatan yang
tidak efisien
3. Gejala
fisik: penyesuaian diri yang gagal akan tampak dalam gejala fisik
4. Penerimaan
sosial: penyesuaian diri yang berhasil akan menimbulkan reaksi setuju dari
masyarakat, sedangkan yang gagal akan mendapatkan reaksi tidak setuju
masyarakat.
·
Proses penyesuaian diri memiliki dua tipe
1. Dalam
rangka penyesuaian diri itu individu mengubah atau menahan impuls-impuls dalam
dirinya
2. Dalam
rangka penyesuaian diri itu individu mengubah tuntutan atau kondisi-kondisi
lingkungannya.
Proses
sosial juga merupakan proses belajar individu dalam berperilaku sesuai dengan
standar dalam kebudayaan masyarakat. Proses sosialisasi juga dipandang sebagai
proses akomodasi, dengan namaindividu menghambat atau mengubah impuls-impuls
sesuai dengan tekanan lingkungan dan mengembangkan pola-pola nilai tingkah laku
yang baru sesuai dengan kebudayaan masyarakat
·
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan
bahwa
- Proses
sosialisasi adalah proses belajar, yaitu suatu proses akomodasi dimana individu
menahan, mengubah impuls-impuls dalam dirinya dan mengambil alih cara hidup
atau kebudayaan masyarakat.
- Dalam
proses sosialisasi, individu mempelajari kebiasaan, sikap, ide-ide, pola-pola
nilai dan tingkah laku, dan standar tingkah laku dalam masyarakat dimana dia
hidup.
- Semua
sikap dan kecakapan yang dipelajari dalam proses sosialisasi itu disusun dan
dikembangkan sebagai suatu kesatuan system dalam diri kepribadian.
Seperti
diketahui bahwa manusia sebagai mahluk sosial yang dalam kehidupannya antara
satu dengan yang lain saling membutuhkan, adanya hubungan timbal balik yang
saling memerlukan maka membuat kehidupan manusia saling berinteraksi sosial.
Mengingat
kehidupan manusia saling membutuhkan dan saling keterkaitan, diperlukan suatu
proses sosial. Interaksi sosial dimasyarakat merupakan perwujudan dari kehidupan
sosial dari setiap individu, hal ini disebabkan karena manusia memiliki
keperluan dan kebutuhan sosial untuk mencapai hal tersebut maka diperlukan
proses sosial.
Sebagai
makhluk sosial manusia akan mengalami proses sosial. Proses tersebut merupakan
bentuk hubungan timbal balik yang saling memengaruhi antara yang satu dengan
yang lain. Dalam hubungan ini tentu pengaruh positif atau yang baik akan
menimbulkan kehidupan sosial yang baik pula. Dalam hal hubungan timbale balik
ini, proses sosial sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan
bersama.
B.
Sosialisasi Anak Didik
Proses sosial pada masyarakat pada dasarnya akan
mengarahkan juga pada masalah proses sosialisasi pada usia anak. Hal ini cukup
beralasan karena anak merupakan bagian dari masyarakat dan sebagai objek
penting dalam proses sosialisasi. Sebagai
bagian dari masyarakat anak dituntut dapat hidup bermasyarakat secara
baik, dan sebagai proses sosialisasi, anak merupakan individu yang perlu
mendapatkan proses belajar bermasyarakat. Anak sebagai objek penting dalam
proses pembelajaran mempunyai kedudukan penting dalam proses sosialisasi.
Dilihat dari segi umur atau usia anak dapat dipahami dari interval usia: usia
bayi: 0-1 tahun; usia anak: 1-12 tahun: usia remaja: 12-15 tahun; usia pemuda:
15-30 tahun: dan usia dewasa: 30 tahun ke atas. Dilihat dari segi budaya, istilah:
anak: 0-12 tahun; remaja: 13-18 tahun; dan dewasa: 18-21 tahun ke atas.[4]
Dilihat dari interval usia di atas, yang
dimaksudkan anak adalah individu yang berusia 1-12 tahun. Bila dikaitkan dengan
usia sekolah, anak yang dimaksudkan adalah anak-anak dan anak usia sekolah
dasar. Terlepas dari aspek usia yang lebih penting adalah bagaimana proses
sosialisasi pada anak itu sendiri. Karena sosialisasi manusia tetap berlangsung
terus selama manusia masih hidup. Tapi, usia anak merupakan usia terpenting dalam
sosialisasi. Di keluarga atau rumah tangga, orang berkewajiban mengajarkan
anak-anaknya tentang banyak hal, sebagai bentuk peran orang tua dalam
sosialisasi. Keluarga, dalam hal ini, sebagai sumber nilai, norma dan sikap.
1.
Keluarga
Keluarga merupakan tempat pertama kali anak
mendapatkan pendidikan dan bimbingan dari orang tua. Di dalam keluarga, anak
berinteraksi dengan ayah, ibu, dan anggota keluarga lain, keluarga adalah di
mana anak memperoleh pendidikan informal berupa kebiasaan. Kebiasaan tersebut
bermacam-macam, misalnya tentang cara makan, bertutur kata, bangun pagi dan
shalat subuh, kebiasaan bersedekha, kebiasaan salam sebelum berangkat sekolah,
gosok gigi, berdoa sebelum tidur, berdoa sebelum makan, bedoa sebelum
bepergian, dan lain-lain. Pendidikan informal dalam keluarga sangat embantu
anaj dalam proses pembentukan kepribadian.
Sebagai fungsi sosial, selain fungsi biologis,
ekonomi dan agama, keluarga memiliki peran sangat krusial dalam proses
sosialisasi. Orang tua hendaknya memberi teladan terbaik bagi anak-anak tentang
banyak hal dalam konteks proses sosialisasi. Sosialisasi anak diharapkan
sebagai bekal kedepan agar anak
dapat beradaptasi dan berkiprah secara positiff
di tengah masyarakat. Bila orang tua mengharapkan anaknya berakhlak sesuai dengan tuntutan agamanya, anak perlu
diberi contoh oleh orang tua tentang beragaam akhlak mulia dan islami. Keluarga
sebagai salah satu pusat pendidikan bertugas membentuk kebiassaan-kebiaasaan
positif sebagai fondasi yang kuat di dalam pendidikan informal. Anak akan
menuruti kebiasaan-kebiasaan orang tuanya, baik positif maupun negatif.
2.
Sekolah
Sekolah
merupakan tempat dimana anak didik bersosialisasi pada pendidikan formal
di sekolaah di mana mereka menuntut ilmu pengetahuan. Setelah masuk sekolah,
anak diharapkaan dapat menyesuaikan diri dengan kondisi serta aturan-aturan sekolah yang berlaku. Ketika
pada awal masuk sekolah bilaa tidak ddiantaar atau didampingi oranag tua. Hal
ini merupakan suatuvproses adaptasi atau menyesuaikan diri anak terhadap
lingkungan sekolah yang berbeda dengan lingkungan keluargadi rumah.disekolah
anak berinteraksi dengan pendidik, staf kariyawan, teman sejawa. Anak di
sekolah memperoleh pendidikan formal berupa nilai-nilai, pengetahuan,
ketrampilan dan sikap terhadap mata pelajaran. Dari proses sosialisasi di
sekolah anak akan membentuk kepribadian untuk tekun dan rajin belajar, memiliki
cita-cita dan lain-lain. Selain itu, anak juga dapat berinteraksi dengan teman
sejawat yang memberi dampak negatif, misalnya suka bolos, sikap melawan guru,
berkelahi, berbohong, malas, bolos uang belanja, sehingga ahirnya dapat
berdampak pada prestasi akademik anak. Elemen sekolah (kepala sekolah, guru,
kariyawan, penjaga sekolah) tentu memiliki tanggung jawab penuh dalam proses
sosialisasi yang positif pada anaj didik di sekolah.
Sosialisasi sebagai proses belajar dan
beradaptasi, di mana anak didik memerlukan kekayaan personal (personal system
properties) seperti pengetahuan, ketrampilan, sikap, nilai, kebutuhan,
motivasi, kognitif, efektif, dan pola konatif. Pada kemudian hari, mereka dapat
beradabtasi (pada aspek : psikologis, sosial, dan budaya, tumbuh dan berkembang
dengan baik, dan menjadi mandiri dalam kehidupannya.
·
Peran sekolah terhadap sisoalisasi anak
1)
Transmisi kebudayaan
2)
Mengadakan kumpulan sosial
3)
Memperkenalkan anak dengan tokoh teladan
4)
Menggunakan tindakan positif
3.
Mayarakat
Masyarakat merupakan
tempat dimana anak tinggal dan bersosialisasi dengan orang lain. Di masyarakat
anak mendapatkan pendidikan berupa pengalaman hidup. Setiap masyarakat
meneruskan kebudayaannya kepada generasi penerus melalui interaksi sosial.
Interaksi sosial yang berjalan dengan baik berarti proses sosialisasi terjadi
dengan baik. Lingkungan sekitar tempat tinggal anak sangat mempengaruhi
perkembangan pribadi anak. Di masyaraklatlah anak memperoleh pengalaman bergaul
dengan teman-teman di luar rumah dan sekolah, lingkungan sekitar rumah memberi
pengaruh sosial pertama kepada anak di luar keluarga. Di masyarakat anak mengenal
lingkungan sosial baru yang berbeda dengan di rumah. Jika dirumah ia akan
merengek untuk mendapatkan seduatu, namun di luar rumah ia akan tahu bahwa
cara-cara seperti itu akan mendapatkan ejekan. Dalam lingkungan masyarakat anak
akan mempelajri hal-hal yang baik, sebaliknya anak juga dapat mempelajari
hal-hal yang buruk. Kelakuan sosial anak serta norma-norma lingkungan tempat
anak bergaul tercermin padaa kelakuan anak-anak. Disinilah peran seluruh
anggota masyarakat menjadi sangat penting.
·
Faktor-faktor yang mempengaruhi sosialisasi anak
1.
Keteladanan orang tua
2.
Lungkungan bergaul
F.G. Robins dalam Abu
Ahmadi (1991) mengungkapkan ada lima faktor yang mempengaruhi proses
sosialisasi anak didik. Kelima faktor tersebut yang menjadi dasar perkembangan
kepribadian anak didik. Kelima faktor tersebut yaitu :
1. sifat
dasar,
2.
Lingkungan prenatal
3. perbedaan
individual
4.
lingkungan alam
5.
Motivasi-motivasi[5]
·
Aspek perkembangan manusia
1.
Aspek biologi
2.
Aspek personal-sosial
·
Dasar proses sosialisasi manusia
1.
Sifat tergantung manusia lain
2.
Sifat adaptabilitas manusia
·
Metode Sosialisasi Anak Didik
1.
Metode ganjaran dan hukuman
Dalam proses
sosialisasi, hukuman diberikan kepada anak yang bertingkah laku salah, tidak
baik, kurang pantas, atau tidak diterima oleh masyarakat. Hukuman dapat berupa
fisik atau hukuman sosial. Pemberian hukuman dimaksudkan agar anak menyadari
kesalahannya. Sedangkan ganjaran diberikan kepada anak yang berprilaku baik.
Ganjaran dapar bersifat materil dan non materil. Dengan ganjaran anak
termotivasi untuk selalu berbuat baik.
2.
Metode didactic teaching
Metode ini mengutamakan
pengajaran kepada anak tentaang berbagai macam pengetahuan dan ketrampilan.
Metode ini biasanya digunakan dalam pendidikan sekolah,pendidikan agama dan
sebagainya.
3.
Metode pemberian contoh
Metode ini merupakan
metode di mana pendidik memberi contoh sebagai teladan yang baik. Anak didik
cenderung mencontoh semua tingkah laku orang yang ada di sekitarnya. Dengan
memberi contoh akan terjadi proses imitasi (peniruan). Yang terjadi secara
sadar maupun tidak disadari.[6]
Hendi S dan Ramdani
Wahyu (2001) mengungkapkan bahwa sosialisasi sangat berperan dalam pembentukan
kepribadian, interaksi anak didik dengan lingkungan sosial akan berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan
anak. Pembentukan kepribadian dipengaruhi beberapa faktor :
Pertama, keteladanan orang tua.
Kehadiran ornag tua atau orang dewasa dalam keluarga memiliki fungsi pendidikan
yang pertama dan utama. Proses sosialisasi oleh anak didik yang dilakukan
dengan cara meniru tingkah laku dna tutur kata orang dewasa yang berada dalam
lingkungan terdekatnya.
Kedua, warisan biologis orang
tua. Setiap manusia normal memiliki persmaan biologis tertentu. Persamaan
biologis ini membantu menjelaskan beberapa persamaan dalam kepribadian dan
prilaku seseorang. Karakter, seperti ketekunan, keujuran, dan ambisi.
Ketiga, lingkungan fisik.
Perbedaan prilaku kelompok, sebagian besar disebabkanoleh perbedaan iklim,
topografi, dan sumber lain.
Keempat, lingkungan pergaulan.
Kepribadian seseorang ditentukan juga oleh hubungan dengan orang lain. Citra
diri dan harga diri seseorang sangat bergantung pada pilihan pribadi yang
bernilai dalam berinteraksi sosial.
Kelima, keyakinan terhadap
agama. Agama memiliki pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian
seseorang. Hal ini dikarenakan agama mengajarkan cara berprilaku, sehingga
orang yang taas beragama aknan menampilkan prilaku yaang baik.
Keenam, kebudayaan daerah.
Kebudayaan daerah juga berpengaruh terhadap kehidupan dan prilaku seseorang
walaupun hal itu jarang disadari.
C.
Media Sosialisasi
1.
Keluarga, yang merupakan orang
pertama yang mengajarkan hal-hal yang
berguna bagi perkembangan dan kemajuan hidup manusia adalah anggota
keluarga. Orang tua ataau keluarga harus menjalankan fungssi sossialisasi.
Fungsi sosialiisasi meruppakan
suatu fungssi yang beruppa peranan orang
tua daalaam pembentukan kepribaddian
anak. Melalui fungsi in, keluarga berusaha mempersiapkaan bekal selengkap-lengkapanya dengan memperkenalkan pola tingkah
laku,ssikap, keyakinan, cita-cita dan
nilai-nilai yang dianut dalama
masyaarakat, seerta memperlajari
peranan yang diharapkan akan ddijalankan mereka kelak.
2.
Teman sepermainan dan
sekolah, yang merupakan
lingkungan sosial kedua bagianak setelah keluarga, dalam kelompok ini
anak akan menemukan berbagai nilai dan norma yang berbeda bahkan bertentangan
dengan nilai-nilai yang dianut dalam keluarga. Melalui lingkungan sekolah dan
teman sebaya anak mulai mengenal harga diri, cita-cita, dan hasrat pribadi.
3.
Lingkungan kerja, yang merupakan proses
sosialisi lanjutan. Tempat kerja seorang mulai berorganisasi secara nyata dalam
suatu sistem. Sejumlah hal yang perlu dipelajari dalam lingkungan kerja,
misalnya bagaimana menyelesaikan pekerjaan, bagaimana bekerja sama dengan
bagian lain, dan bagaimana beradaptasi dengan rekan kerja.
4.
Media massa, yang merupakan sarana
dalam proses sosialisasi karena media banyak memberikan informasi yang dapat
menambah wawasan untuk memahami keberadaan manusia dan berbagai permasalahan
yang ada di lingkungan sekitar. Media massa merupakan sarana yang efektif dan
efesien untuk mendapatkan informasi, melalui media, seorang dapat mengetahui
keadaan dan keberadaan lingkungan dan kebudayaan, sehinggga dengan informasi tersebut dapat
menambah wawasan seseorang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sosialisasi
merupakan hubungan interaktif dimana seseorang dapat mempelajari kebutuhan
social dan cultural yang menjadikan sebagai anggota masyarakat. Sosialisasi identik dengan makna
penyesuaikan diri (adjustment), Dalam
biologis istilah yang digunakan adalah adaptasi. Sosialisasi
terjadi melalui kondisi lingkungan yang menyebabkan individu mempelajari pola
kebudayaan fundamental. Pola kebudayaan fundamental (fundamental culture),
seperti berbahasa, cara berjalan, duduk makan, apa yang dimakan, berkelakuan
sopan, mengembangkat sikap yang dianut dalam masyarakat seperti sikap terhadap
agama, seks, orang yang lebih tau, pekerjaan, rekreasi, dan segala sesuatu yang
perlu bagi warga masyarakat yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar