slide

Rabu, 08 Juni 2016

MEMOTIVASI DALAM MENENTUKAN HIDUP

Hidup Untuk Kerja Atau Kerja Untuk Hidup?

Sebuah cerita motivasi tentang kehidupan yang dikisahkan dalam sebuah keluarga.
Seorang Ayah dalam sebuah keluarga. Ia adalah seorang pekerja keras yang mencukupi seluruh kebutuhan hidup bagi istri dan ketiga anaknya. Ia menghabiskan malam-malam setelah bekerja dengan menghadiri kursus-kursus, untuk mengembangkan dirinya dengan harapan suatu hari nanti dia bisa mendapatkan pekerjaan dan gaji yang lebih baik.
Kecuali hari Minggu, sang Ayah sangat susah untuk makan bersama keluarganya. Dia bekerja dan belajar sangat keras karena dia ingin menyediakan kerluarganya apa saja yang bisa dibeli dengan uang.

Setiap kali keluarganya mengeluh kalau dia tidak punya cukup waktu dengan mereka, dia selalu beralasan bahwa semuanya ini dilakukan untuk mereka. Tetapi dia sendiri juga sangat berkeinginan untuk menghabiskan waktu bersama keluarganya.
Suatu hari tibalah saatnya hasil ujian diumumkan. Sang Ayah lulus dengan prestasi gemilang! Segera sesudah itu, dia mendapat tawaran posisi yang baik sebagai Senior Supervisor dengan gaji yang menarik. Seperti mimpi yang menjadi kenyataan, sekarang Sang Ayah mampu memberikan keluarganya kehidupan yang lebih mewah, pakaian yang indah, makanan enak dan juga liburan ke luar negri.

Namun, keluarganya masih saja tidak bisa bertemu dengan Sang Ayah hampir dalam seluruh minggu. Dia terus bekerja keras, dengan harapan bisa dipromosikan ke jabatan manager. Untuk membuat dirinya sebagai calon yang cocok dengan jabatan itu, dia melanjutkan pendidikannya di Universitas Terbuka.
Lagi, setiap saat keluarganya mengeluh kalau sang Ayah tidak menghabiskan cukup waktu untuk mereka, dia beralasan bahwa dia melakukan semua ini demi mereka. Tetapi, seringkali pula dia sangat berkeinginan untuk menghabiskan lebih banyak waktu lagi dengan keluarganya.

Kerja keras Sang Ayah berhasil dan dia dipromosikan. Dengan penuh sukacita, dia memutuskan untuk memperkerjakan seorang pembantu untuk membebaskan istrinya dari tugas-tugas rutin. Dia juga merasa kalau flat dengan tiga kamar sudah tidak cukup besar lagi, akan sangat baik jika keluarganya bisa menikmati fasilitas dan kenyamanan sebuah kondominium.

Setelah merasakan jerih payah kerja kerasnya selama ini, Sang Ayah memutuskan untuk lebih jauh lagi belajar dan bekerja supaya bisa dipromosikan lagi. Keluarganya makin tidak bisa sering bertemu dengan dia. Kadang-kadang Sang Ayah harus bekerja di hari Minggu untukmenemani tamu-tamunya.
Seperti yang diharapkan, kerja keras Sang Ayah berhasil lagi dan dia membeli sebuahkondominium indah yang menghadap ke pantai Singapura.

Pada malam pertama di rumah baru mereka yang sangat mewah, Sang Ayah mengatakan kepada keluarganya bahwa dia memutuskan untuk tidak mau mengambil kursus dan mengejar promosi lagi. Sejak saat itu dia ingin memberikan lebih banyak waktu lagi untuk keluarganya.
Namun, sang Ayah tidak bangun lagi keesokan harinya....

Pesan Moral :
"Janganlah selalu terpaku pada rutinitas atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada hidup anda. Berbagilah waktu dengan keluarga, karena keluarga lebih berharga dari apapun juga... "
jadi yang menentukan hidup baik atau tidaknya hanyalah anda sendiri
APAKAH ANDA BEKERJA UNTUK HIDUP ATAU ANDA HIDUP UNTUK BEKERJA?

KEUTAMAAN DAN KEISTIMEWAAN BULAN RAMADHAN



Bulan Ramadhan adalah bulan yang selalu dinanti-nati oleh seluruh Umat Islam di dunia ini. Bulan yang memiliki banyak keistemewaan dan keutamaan yang dimana diwajibkan kepada seluruh Umat Islam untuk berpuasa selama satu bulan penuh dalam bulan Ramadhan. Bulan yang terdiri dari seribu bulan dan bulan Ramadhan memberikan banyak pahala dan amal shaleh bagi yang memiliki keseriusan dan kesungguhan mengejar segala nikmat dalam bulan Ramadhan ini. 
Rasulullah Saw. bersabda: "Sesungguhnya di dalam surga terdapat satu pintu yang dinamakan pintu 'al-Rayan' yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa. Ditanyakan (oleh pintu tersebut): 'Di manakah orang-orang yang berpuasa?' Maka mereka pun masuk dari pintu tersebut. Setelah semua orang yang berpuasa memasukinya, pintu itu pun ditutup dan tak akan ada lagi yang masuk melaluinya." (HR. Muslim, dari Sahl Ibn Sa'd).
Berikut ini Keutamaan dan Keistimewaan Bulan Ramadhan adalah:

1. Bulan Di Turunkannya Al-Qur'an 
Bulan Ramadhan merupakan bulan di turunkannya Al-Qur'an, kita suci umat Islam. Seperti dalam firman Allah SWT bersabda : 
Artinya : "Beberapa hari yang ditentukan itu ialah bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturukan (permulaan) Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan bathil" (QS. Al-Baqarah 185). 

2. Pintu Surga Dibuka dan Pintu Neraka Ditutup 
Dalam bulan Ramadhan, pintu surga dibuka dan pintu neraka di tutup. Seperti Sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam : 
Artinya : "apabila telah datang bulan Ramadhan, pintu-pintu langit dibuka, sedangkan pintu-pintu neraka akan ditutup, dan setan dibelenggu" (diriwayatkan bukhari dan muslim).  
3. Bulan Pengampun Dosa
Bulan Ramadhan adalah bulan pengampun dosa. Nabi Muhammad SAW bersabda : 
Artinya: "Barang siapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu" (diriwayatkan bukhari dan muslim). 
4. Amal Sholeh Dilipat Gandakan
Menjalankan amalan sholeh merupakan suatu kewajiban bagi setiap umat muslim di dunia ini, apalagi di bulan Ramadhan, setiap amalan sholeh yang kita perbuat maka akan dilipat gandakan dibulan Ramadhan, sampai dengan 70 kali lipat sebagai yang terdapat dalam hadist : 
Khutbah Rasulullah SAW pada akhir bulan Sa'ban : "Hai manusia, bulan yang agung, bulan yang penuh berkah telah bernaung. Bulan yang didalamnya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Bulan yang padanya Allah mewajibkan berpuasa. Qiyamullail disunnahkan. Barang siapa pada bulan itu mendekatkan diri pada Allah dengan suatu kebaikan, nilainya seperti orang yang melakukan perbuatan yang diwajibkan pada bulan lainnya. Dan barang siapa yang melakukan suatu kewajiban pada bulan itu, nilainya sama dengan tujuh puluh kali lipat dari kewajiban yang dilakukannya pada bulan lainnya. Keutamaan sedekah adalah sedekah pada bulan Ramadhan (HR. Bukhori dan Muslim).

5. Terdapat Malam Lailatul Qadar
Lailatul Qadar adalah malam yang memiliki banyak barakah dan kemuliaan yang berada pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan yang satu malam tersebut lebih dari seribu bulan. Seperti dalam firman Allah SWT : 
"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu ? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seri bulan. Pada malam itu turun malikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai terbit fajar (Al Qadr : 1-5).
 
6. Bulan Ramadhan Adalah Salah Satu sebab Masuk Surga
Terdapat dua orang pada masa Rasulullah saw yang keduanya terdiri dari bai Qudha'ah yang masuk islam, dari kedua orang tersebut, salah satu dari keduanya mati syahid, sementara yang satunya wafad setahun kemudian, salah seorang sahabat bernama Thalhah bin Ubaidillah radhiallahu anhu berkata : aku bermimpi surga, lalu aku melihat orang wafat setahun kemudian tersebut masuk surga sebelum orang yang mati syahid, akupun heran-heran, maka tatkala pagi hari lalu aku memberitahu Rasulullah shallahu alaihi wa sallam, beliaupun bersabda :
Artinya : "bukankah setelah itu (dalam waktu setahun) ia berpuasa Ramadhan, shalat enam ribu rakaat atau shalat sunnah beberapa rakaat?" (diriwayatkan oleh Ahmad dan dishahihkan oleh Albani).
7. Bulan Ramadhan Adalah Bulan Penuh Berkah, Rahmat, dan Mustajadnya Doa
Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah, rahmat dan mustajadnya, dimana Rasulullah SAW bersabda : 
Artinya : "telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan penuh berkah.. "(diriwayatkan oleh An Nasai dan dan dishahihkan oleh Albani).
 
8. Bulan Ramadhan Adalah Bulan Ibadah Amal Kebaikan
Bulan Ramadhan adalah bulan ibadah amal kebaikan. Seperti dalam sabda Rasullullah shallahu alaihi wa sallam bersabda : 
Artinya : "barang siapa yang berdiri shalat pada bulan Ramadhan dengan penuh iman dan mengharap pahala maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu" (diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim).
 
Demikianlah mengenai Keutamaan dan Keistimewaan Bulan Ramadhan. Semoga bisa  memotivasi dan membuat teman-teman untuk bersungguh-sungguh berpuasa, beribadah, dan selalu berbuat kebaikan di bulan Ramadhan. Karena seperti penjelasan diatas, dibulan Ramadhan segala perbuatan kebaikan akan dilipat gandakan pahalanya, sehingga diwajibkan untuk setiap umat Islam di dunia ini untuk mendapatkan pahala tersebut, agar di hari kemenangan, atau hari idult fitri kita terlahir kembali sebagai manusia yang bersih dari dosa. Amin ya Rabbal Alamin. 

FILSAFAT ILMU TENTANG EPISTEMOLOGI



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Manusia hidup didunia tidak hanya memerlukan kebutuhan poko saja, akan tetapi manusia juga memerlukan informasi untuk mengetahui keadaan lingkungan sekitar mereka. Dalam upaya untuk memperoleh informasi manusiasering kali melakukan komunikasi atau cara-cara lain yang bisa digunakan, salah satu informasi yang dapat digunakan dari komunikasi adalah pengetahuan. Dalam mencari pengetahuan tak jarang manusia harus mempelajari epstemologi. Epistemologi disebut juga sebagai teori pengetahuan karena mengkaji semua tolok ukur ilmu-ilmu manusia termasuk ilmu logika dan ilmu-ilmu manusia yang bersifat gambling, merupakan dasar dan pondasi ilmu dan pengetahuan.
Sejak semula, epistemology merupakan salah satu bagian dari filsafat sistematik yang paling sulit. Sebab epistemology menjangkau membentang luas, sehingga tidak ada permasalahan-permasalahan yang sesuatupun yang boleh disingkirkan darinya. Selain itu Pengetahuan merupakan hal yang sangat abstrak dan jarang dijadikan permasalahan Ilmiah didalam kehidupan sehari-hari. Penegtahuan biasanya diandaikan begitu saja.oleh karena itu, perlu diketahui apa saja yang menjadi dasar-dasar pengetahuan yang dapat digunakan manusia untuk mengembangkan diri dalam mengikuti perkembangan informasi yang pesat.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan epistemology ?
2.      Bagaimana hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan?
3.      Sebutkan macam-macam epistemologi?
4.      Bagaimana objek dan tujuan epistemologi?

BAB 11
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Epistemologi
espitemologi, seperti J.A Ruang lingkup filsafat ada 3 macam, yaitu: Ontologi atau metafisika yang merupakan filsafat tentang realita, Epistemologi, yaiutu filsafat tentang ilmu pengetahuan, dan Axiologi, yaitu filsafat tentang nilai. Secara luas dapat dikatan bahwa epistemologi adalah bagian filsafat yang membahas masalah-masalah pengetahuan. Epistemologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu episteme, yang berarti pengetahuan (knowledge) dan logos yang berarti ilmu. Jadi menurut arti katanya, epistemologi ialah ilmu yang membahas masalah-masalah pengetahuan. Di dalam Webster New International Dictionary, epistemologi diberi definisi sebagai berikut: Epistimology is the theory or science the method and grounds of knowledge, especially with reference to its limits and validity, yang artinya Epistemologi adalah teori atau ilmu pengetahuan tentang metode dan dasar-dasar pengetahuan, khususnya yang berhubungan dengan batas-batas pengetahuan dan validitas atau sah berlakunya pengetahuan itu. (Darwis. A. Soelaiman, 2007, hal. 61).
Istilah Epistemologi banyak dipakai di negeri-negeri Anglo Saxon (Amerika) dan jarang dipakai di negeri-negeri continental (Eropa). Ahli-ahli filsafat Jerman menyebutnya Wessenchaftslehre. Sekalipun lingkungan ilmu yang membicarakan masalah-masalah pengetahuan itu meliputi teori pengetahuan, teori kebenaran dan logika, tetapi pada umumnya epistemology itu hanya membicarakan tentang teori pengetahuan dan kebenaran saja.
Epistemologi atau Filsafat pengetahuan merupakan salah satu cabang filsafat yang mempersoalkan masalah hakikat pengetahuan. Apabila kita berbicara mengenai filsafat pengetahuan, yang dimaksud dalam hal ini adalah ilmun pengetahuan kefilsafatan yang secara khusus hendak memperoleh pengetahuan tentang hakikat pengetahuan.
Beberapa pakar lainnya juga mendefinisikan Niels Mulder menuturkan, epistemologi adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang watak, batas-batas dan berlakunya dari ilmu pengetahuan. Jacques Veuger mengemukakan, epistemology adalah pengetahuan tentang pengetahuan dan pengetahuan yang kita miliki tentang pengetahuan kita sendiri bukannya pengetahuan orang lain tentang pengetahuan kita, atau pengetahuan yang kita miliki tentang pengetahuan orang lain. Pendek kata Epistemologi adalah pengetahuan kita yang mengetahui pengetahuan kita. Abbas Hammami Mintarejo memberikan pendapat bahwa epistemology adalah bagian filsafat atau cabang filsafat yang membicarakan tentang terjadinya pengetahuan dan mengadakan penilaian atau pembenaran dari pengetahuan yang telah terjadi itu. (Surajiyo, 2008, hal. 25).
Dari beberapa definisi yang tampak di atas bahwa semuanya hamper memiliki pemahaman yang sama. Epistemologi adalah bagian dari filsafat yang membicarakan tentang terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, batas-batas, sifat, metode, dan keshahihan pengetahuan. Jadi objek material dari epistemology adalah pengetahuan dan objek formalnya adalah hakikat pengetahuan it



B.     Hubungan Epistemologi dengan Ilmu Pengetahuan
Filsafat dengan ilmu merupakan dua kata yang saling terkait baik secara sebstansial, maupun historis karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat, begitu pula sebaliknya perkembangan ilmu memperkuat keberadaan filsafat itu sendiri.
Filsafat ilmu adalah cabang dari epistemologi. Epistemologi berasal dari bahasa yunani kuno, yaitu episteme yang artinya pengetahuan dan logos yang artinya teori (anonym, 2007). Secara etimologi berarti teori tentang pengetahuan. Filsafat ilmu merupakan penerusan pengembangan filsafat pengetahuan. Objek dari filsafat ilmu adalah ilmu pengetahuan. Oleh karena itu setiap saat ilmu itu berubah mengikuti perkembangan zaman dan keadan tanpa meninggalkan pengetahuan lama. Pengetahuan lama tersebut akan menjadi pijakan untuk mencari pengetahuan baru.
Adapun hubungan epistemologi dengan ilmu-ilmu lainnya sebagai berikut:
a.       Hubungan Epistemologi dengan Ilmu Logika. Ilmu logika adalah suatu ilmu yang mengajarkan tentang metode berpikir benar, yakni metode yang digunakan oleh akal untuk menyelami dan memahami realitas eksternal sebagaimana adanya dalam penggambaran dan pembenaran. Dengan memperhatikan definisi ini, bisa dikatakan bahwa epistemologi jika dikaitkan dengan ilmu logika dikategorikan sebagai pendahuluan dan mukadimah, karena apabila kemampuan dan validitas akal belum dikaji dan ditegaskan, maka mustahil kita membahas tentang metode akal untuk mengungkap suatu hakikat dan bahkan metode-metode yang ditetapkan oleh ilmu logika masih perlu dipertanyakan dan rekonstruksi, walhasil masih menjadi hal yang diragukan.

b.      Hubungan epistemologi dengan Filsafat. Pengertian umum filsafat adalah pengenalan terhadap eksistensi (ontologi), realitas eksternal, dan hakikat keberadaan. Sementara filsafat dalam pengertian khusus (metafisika) adalah membahas kaidah-kaidah umum tentang eksistensi. Dalam dua pengertian tersebut, telah diasumsikan mengenai kemampuan, kodrat, dan validitas akal dalam memahami hakikat dan realitas eksternal. Jadi, epistemologi dan ilmu logika merupakan mukadimah bagi filsafat.

c.       Hubungan epistemologi dengan Teologi dan ilmu tafsir. Ilmu kalam (teologi) ialah suatu ilmu yang menjabarkan proposisi-proposisi teks suci agama dan penyusunan argumentasi demi mempertahankan peran dan posisi agama. Ilmu tafsir adalah suatu ilmu yang berhubungan dengan metode penafsiran kitab suci. Jadi, epistemologi berperan sentral sebagai alat penting bagi kedua ilmu tersebut, khususnya pembahasan yang terkait dengan kontradiksi ilmu dan agama, atau akal dan agama, atau pengkajian seputar pluralisme dan hermeneutik, karena akar pembahasan ini terkait langsung dengan pembahasan epistemologi.


C.    Macam-Macam Epistemologi
Berdasarkan cara kerja atau metode pendekatan yang diambil terhadap gejala pengetahuan, epistemologi dibedakan menjadi tiga yaitu :
Pertama, epistemologi metafisis. Yaitu epistemologi yang mendekati gejala pengetahuan dengan bertitik tolak dari pengandaian metafisika tertentu. Epistemologi macam ini berangkat dari suatu paham tertentu tentang kenyataan, lalu membahas tentang bagaimana manusia mengetahui kenyataan tersebut.
Kedua, epistemologi skeptis. Dalam epistemologi ini, kita perlu membuktikan dulu apa yang dapat kita ketahui sebagai sungguh nyata atau benar-benar tak dapat diragukan lagi dengan menganggap sebagai tidak nyata atau keliru segala sesuatu yang kebenarannya masih dapat diragukan. Kesulitan dengan metode pendekatan ini adalah apabila orang sudah masuk sarang skeptisme dan konsisten dengan sikapnya, tak gampang menemukan jalan keluar.
Ketiga, epistemologi kritis. Epistemologi ini tidak memprioritaskan metafisika atau epistemologi tertentu, melainkan berangkat dari asumsi, prosedur dan kesimpulan pemikiran akal sehat ataupun asumsi, prosedur, dan kesimpulan pemikiran ilmiah sebagaimana kita temukan dalam kehidupan, lalu kita coba tanggapi secara kritis asumsi, prosedur, dan kesimpulan tersebut.

D.    Pengaruh Epistemologi
Secara global epistemologi berpengaruh terhadap peradaban manusia. Suatu peradaban, sudah tentu dibentuk oleh teori pengetahuannya. Epistemologi mengatur semua aspek studi manusia, dari filsafat dan ilmu murni sampai ilmu sosial. Epistemologi dari masyarakatlah yang memberikan kesatuan dan koherensi pada tubuh, ilmu-ilmu mereka itu suatu kesatuan yang merupakan hasil pengamatan kritis dari ilmu-ilmu dipandang dari keyakinan, kepercayaan dan sistem nilai mereka.
 Epistemologilah yang menentukan kemajuan sains dan teknologi. Wujud sains dan teknologi yang maju disuatu negara, karena didukung oleh penguasaan dan bahkan pengembangan epistemologi. Tidak ada bangsa yang pandai merekayasa fenomena alam, sehingga kemajuan sains dan teknologi tanpa didukung oleh kemajuan epistemologi. Epistemologi menjadi modal dasar dan alat yang strategis dalam merekayasa pengembangan-pengembangan alam menjadi sebuah produk sains yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Demikian halnya yang terjadi pada teknologi. Meskipun teknologi sebagai penerapan sains, tetapi jika dilacak lebih jauh lagi ternyata teknologi sebagai akibat dari pemanfaatan dan pengembangan epistemologi.
Epistemologi senantiasa mendorong manusia untuk selalu berfikir dan berkreasi menemukan dan menciptakan sesuatu yang baru. Semua bentuk teknologi yang canggih
adalah hasil pemikiran-pemikiran secara epistemologis, yaitu pemikiran dan       perenungan yang berkisar tentang bagaimana cara mewujudkan sesuatu, perangkat-perangkat apa yang harus disediakan untuk mewujudkan sesuatu itu, dan sebagainya.[1]
E.     Objek dan Tujuan Epistemologi
Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, tidak jarang pemahaman objek disamakan dengan tujuan, sehingga pengertiannya menjadi rancu bahkan kabur. Jika diamati secara cermat, sebenarnya objek tidak sama dengan tujuan. Objek sama dengan sasaran sedangkan tujuan hampir sama dengan harapan. Meskipun berbeda,  tetapi antara objek dan tujuan memiliki hubungan yang berkesinambungan, sebab objeklah yang mengantarkan tercapainya tujuan.
Sebagai sub sistem filsafat, epistemologi atau teori pengetahuan yang untuk pertama kali digagas oleh Plato ini memiliki objek tertentu. Objek epistemologi ini menurut Jujun S. Suriasuamantri berupa “ segenap proses yang terlibat dalam usaha kita untuk memperoleh pengetahuan.” Proses untuk memperoleh pengetahuan inilah yang mejadi sasaran teori pengetahuan dan sekaligus berfungsi mengantarkan tercapainya tujuan, sebab sasaran itu merupakan suatu tahap perantara yang harus dilalui dalam mewujudkan tujan. Tanpa suatu sasaran, mustahil tujuan bisa terealisir, sebaliknya tanpa suatu tujuan, maka sasaran menjadi tidak terarah sama sekali.
Selanjutnya, apakah yang menjadi tujuan epistemologi tersebut? Jacques Martain mengatakan, “ tujuan epistemologi bukanlah hal yang utama untuk menjawab pertanyaan, apakah saya dapat tahu, tetapi untuk menemukan syarat-syarat yang memungkinkan saya dapat tahu.”hal ini menunjukkan, bahwa tujuan epistemologi bukan untuk memperoleh pengetahuan kendatipun keadaan ini tak bisa dihindari akan tetapi yang menjadi pusat perhatian dari tujuan epistemologi adalah hal lebih penting dari itu, yaitu ingin memiliki potensi untuk memperoleh pengetahuan.
Rumusan tujuan epistemologi tersebut memiliki makna strategis dalam dinamika pengetuhuan. Rumusan tersebut menumbuhkan kesadaran seseorang bahwa jangan sampai kita puas dengan sekedar memperoleh pengetahuan, tanpa disertai dengan cara atau bekal untuk memperoleh pengetahuan, sebab keadaan memperoleh pengetahuan melambangkan sikap pasif, sedangkan cara memperoleh pengetahuan melambangkan sikap dinamis.

F.     Aliran-Aliran Epistemologi
       Ada beberapa aliran yang berbicara tentang ini, diantaranya :
     1.    Empirisme
Kata empiris berasal dari kata yunani empieriskos yang berasal dari kata empiria, yang artinya pengalaman. Menurut aliran ini manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalamannya. Dan bila dikembalikan kepada kata yunaninya, pengalaman yang
dimaksud ialah pengalaman inderawi. Manusia tahu es dingin karena manusia menyentuhnya, gula manis karena manusia mencicipinya.
     John locke (1632-1704) bapak aliran ini pada zaman modern mengemukakan teori tabula rusa yang secara bahasa berarti meja lilin. Maksudnya ialah bahwa manusia itu pada mulanya kosong dari pengetahuan, lantas pengalamannya mengisi jiwa yang kosong itu, lantas ia memiliki pengetahuan. Mula- mula tangkapan indera yang masuk itu sederhana, lama-lama sulit, lalu tersusunlah pengetahuan berarti.berarti, bagaimanapun kompleks (sulit)-nya pengetahuan manusia, ia selalu dapat dicari ujungnya pada pengalaman indera. Sesuatu yang tidak dapat diamati dengan indera bukan pengetahuan yang benar. Jadi, pengalaman indera itulah sumber pengetahuan yang benar.
     Karena itulah metode penelitian yang menjadi tumpuan aliran ini adalah metode eksperimen. Kesimpulannya bahwa aliran empirisme lemah karena keterbatasan indera manusia. Misalnya benda yang jauh kelihatan kecil, sebenarnya benda itu kecil ketika dilihat dari jauh sedangkan kalau dilihat dari dekat benda itu besar.
2.      Rasionalisme
          Secara singkat aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan. Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur dengan akal. Manusia,      
      menurut aliran ini, menmperoleh pengetahuan melalui kegiatan akal menangkap objek. Bapak aliran ini adalah Descartes (1596-1650). Descartes seorang filosof yang tidak puas
dengan filsafat scholastic yang pandangannya bertentangan, dan tidak ada kepastian disebabkan oleh kurangnya metode berpikir yang tepat. Dan ia juga mengemukakan metode baru, yaitu metode keragu-raguan. Jika orang ragu terhadap segala sesuatu, dalam keragu-raguan itu jelas ia sedang berpikir. Sebab, yang sedang berpikir itu tentu ada dan jelas ia sedang erang menderang. Cogito Ergo Sun (saya berpikir, maka saya ada).
            Rasio merupakan sumber kebenaran. Hanya rasio sajalah yang dapat membawa orang kepada kebenaran. Yang benar hanya tindakal akal yang terang benderang yang disebut Ideas Claires el Distictes (pikiran yang terang benderang dan terpilah-pilah). Idea terang benderang inilah pemberian tuhan seorang dilahirkan ( idea innatae = ide bawaan). Sebagai pemberian tuhan, maka tak mungkin tak benar. Karena rasio saja yang dianggap sebagai sumber kebenaran, aliran ini disebut rasionlisme. Aliran rasionalisme ada dua macam , yaitu dalam bidang agama dan dalam bidang filsafat. Dalam bidang agama , aliran rasionalisme adalah lawan dari otoritas dan biasanya digunakan untuk mengkritik  ajran agama. Adapun dalam bidang filsafat, rasionalisme adalah lawan dari empirisme dan sering berguna dalam menyusun teori pengetahuan .


3.      Positivisme
          Tokoh aliaran ini adalah august compte (1798-1857). Ia menganut paham empirisme. Ia berpendapat bahwa indera itu sangat penting dalam memperoleh pengetahuan. Tetapi harus dipertajam dengan alat bantu dan diperkuat dengan eksperimen. Kekeliruan indera akan dapat dikoreksi lewat eksperimen.
Eksperimen memerlukan ukuran-ukuran yang jelas. Misalnya untuk mengukur jarak kita harus menggunakan alat ukur misalnya meteran, untuk mengukur berat menggunakan neraca atau timbangan misalnya kiloan . Dan dari itulah kemajuan sains benar benar dimulai. Kebenaran diperoleh dengan akal dan didukung oleh bukti empirisnya. Dan alat bantu itulah bagian dari aliran positivisme. Jadi, pada dasarnya positivisme bukanlah suatu aliran yang dapat berdiri sendiri. Aliran ini menyempurnakan empirisme dan rasionalisme.
4.      Intuisionisme
Henri Bergson (1859-1941) adalah tokoh aliran ini. Ia menganggap tidak hanya indera yang terbatasa, akal juga terbatas. Objek yang selalu berubah, demikian bargson. Jadi, pengetahuan kita tentangnya tidak pernah tetap. Intelektual atau akal juga terbatas. Akal hanya dapat memahami suatu objek bila ia mengonsentrasikan dirinya pada objek itu, jadi dalam hal itu manusia tidak mengetahui keseluruhan (unique), tidak dapat memahami sifat-sifat yang tetap pada objek. Misalnya manusia menpunyai pemikiran yang berbeda-beda. Dengan menyadari kekurangan dari indera dan akal maka bergson mengembangkan satu kemampuan tingkat tinggi yang dimiliki manusia, yaitu intuisi.

5.      Kritisme
Aliran ini muncul pada abad ke-18 suatu zaman baru dimana seseorang ahli pemikir yang cerdas mencoba menyelesaikan pertentangan antara rasionalisme dengan empirisme. Seorang ahli pikir jerman Immanuel Kant (1724-18004) mencoba menyelesaikan persoalan diatas, pada awalnya, kant mengikuti rasionalisme tetapi
 terpengaruh oleh aliran empirisme. Akhirnya kant mengakui peranan akal harus dan keharusan empiris, kemudian dicoba mengadakan sintesis.  Walaupun semua pengetahuan bersumber pada akal (rasionalisme), tetapi adanya pengertian timbul dari pengalaman (empirime).
                      Jadi, metode berpikirnya disebut metode kiritis. Walaupun ia mendasarkan diri dari nilai yang tinggi dari akal, tetapi ia tidak mengingkari bahwa adanya persoalan-persoalan yang melampaui akal.

6.      Idealisme
Idealisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami dalam kaitan dengan jiwa dan roh. Istilah idealisme diambil dari kata idea yaitu suatu yang hadir dalam jiwa. Pandangan ini dimiliki oleh plato dan pada filsafat modern.
          Idealisme mempunyai argumen epistemologi tersendiri. Oleh karena itu, tokoh-tokoh teisme yang mengajarkan bahwa materi tergantung pada spirit tidak disebut idealisme karena mereka tidak menggunakan argumen epistemologi yang digunakan oleh idealisme. Idealisme secara umum berhubungan dengan rasionalisme.[2]

           

BAB III
KESIMPULAN
Epistemologi adalah teori atau ilmu pengetahuan tentang metode dan dasar-dasar pengetahuan, khususnya yang berhubungan dengan batas-batas pengetahuan dan validitas atau sah berlakunya pengetahuan itu. (Darwis. A. Soelaiman, 2007, hal. 61).
Secara global epistemologi berpengaruh terhadap peradaban manusia. Suatu peradaban, sudah tentu dibentuk oleh teori pengetahuannya. Epistemologi mengatur semua aspek studi manusia, dari filsafat dan ilmu murni sampai ilmu sosial. Epistemologi dari masyarakatlah yang memberikan kesatuan dan koherensi pada tubuh, ilmu-ilmu mereka itu suatu kesatuan yang merupakan hasil pengamatan kritis dari ilmu-ilmu dipandang dari keyakinan, kepercayaan dan sistem nilai mereka.
Macam-Macam Epistemologi
1.      epistemologi metafisis
2.      epistemologi skeptic
3.      epistemologi kritis


DAFTAR PUSTAKA
-           Ahmad Tafsir,2009. Filsafat umum akal dan hati sejak thales   sampai capra.Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.
-          Hakim, M.A. dan Drs. Bani Ahmad Saebani, M.Si. 2008. filsafat umum dari metologi sampai teofilosofi. Pustaka Setia, Bandung.
-          Achmadi,asmoro,2012. Filsafat umum. PT. Raja grafindo persada, Jakarta
-          http://ebookcollage.blogspot.com/2013/06/pengaruh-epistemologi


[1] http://ebookcollage.blogspot.com/2013/06/pengaruh-epistemologi.html

[2] Ahmad Tafsir,2009. Filsafat umum akal dan hati sejak thales sampai capra.Bandung. PT. Remaja Rosdakarya. Hal 24-28